Sihir Baru J.K. Rowling
The
Casual Vacancy, aku tak sengaja melihat postingan novel ini di status temanku. Kenapa
rasanya nggak asing ya? aku lihat-lihat,
woalah… ternyata novelnya J.K. Rowling terbaru. Pantesan. Langsung saja aku
cari tahu infonya, ternyata aku lumayan telat info. Baru di bulan November aku
membeli novel itu. Maklum, lama tak online jadi kuper info. Hehe.
Saat
itu aku sedang menyusun skripsi dan merasa tidak mantap dengan novel yang akan
kuteliti, entah kenapa setelah melihat postingan temanku itu aku langsung
kepikiran untuk menjadikannya objek penelitianku. Segera aku tinggalkan novel
yang lama dan langsung berburu The Casual Vacancy.
Pertama
kali aku mencari edisi bahasa Inggrisnya, karena untuk objek penelitianku nggak
mungkin pakai yang edisi bahasa Indonesia. Kucari-cari ke toko buku manapun
nggak ada, memang jarang yang menjual novel berbahasa Inggris, lalu kucoba
mencari ke toko buku online. Hasilnya kalau nggak ada ya pasti stok habis. Haduh,
mulai ketar-ketir. Padahal kupikir kalau novel baru masih mudah mencarinya.
Lalu
iseng-iseng aku mention admin twitter The Casual Vacancy Indonesia, di mana
mencari edisi bahasa Inggrisnya, akhirnya ketemu deh di bukabuku.com. Harganya
terjangkau walau jatuhnya mahal juga karena kena ongkir. Hehe. Sementara menunggu
edisi bahasa Inggris datang, aku membeli edisi bahasa Indonesia-nya dulu.
benar-benar perjuangan, soalnya uangku tinggal sisa Rp. 5000,00. Ciyus loh. Penderitaan
anak kost dimulai, demi mendapatkan kitab keramat itu.
Ternyata nggak cukup di situ, bukuku
yang masih baru fresh from the oven, halah maksudnya masih baru dari toko buku,
setelah kubuka segelnya, langsung ditumpahin the sama adik kostku. Huaaa.. jadi
aku langsung gak bisa baca deh, harus mengangin-anginkan kitab keramatku yang
sudaah ternoda itu. Hah, andai siang hari pasti sudah kujemur biar cepat kering.
Ternyata butuh tumbal juga kitab keramat itu.
Setelah layak untuk dibaca-walaupun
noda teh tetap membekas menambah eksotis buku itu-aku mulai memijit-mijit
kepalaku. Bingung cuint, ini tokohnya kok banyak banget maksudnya gimana coba. Akhirnya
aku ulang baca dari awal, baru sedikit ngeh deh. Untung aku sudah membuang
jauh-jauh Harry Potter dan Hogwarts dalam kamus J.K. Rowling, jadi aku nggak
terjebak di dunia fantasi. Tapi jauh dari Hogwarts bukan berarti novel ini tak
ada sihir-nya. Sihir baru a-la Pagford kutemukan setelah habis membaca novel
ini selama dua hari.
Sumpeh deh, ini novel pertama yang
kubaca yang punya banyak tokoh tapi semuanya mengambil porsi penting. Jadi bingung,
sebenarnya tokoh utamanya siapa ya? haha dasar pembaca lemot. Beneran deh, ini
yang kumaksud sihir di sini, penokohannya pun nggak klise, karakternya
kuat-kuat. Aku belum pernah menemukan novel dengan penokohan seperti ini. Makanya
pas aku ngajuin judul ke pembimbingku-yang belum di-acc sampai sekarang-aku
disuruh buat sinopsisnya kembali. Sebenarnya konflik utama-nya apa. Aku pun
bingung, ya habis banyak konflik penting di situ. Sekarang aku lagi berjuang
buat sinopsis yang cetar. Ternyata membuat sinopsis itu nggak gampang (dari
dulu aku kesusahan memang) dan sinopsis ini menentukan apakah judulku di-acc
atau nggak. Semoga pembimbingku nggak berubah pikiran untuk mengganti objek-ku.
Aku sudah pengen banget meneliti novel ini. Novel baru, yang mungkin belum ada
yang meneliti. Mohon doa-nya ya TCV lover semuanya. Kalau ACC, nanti ada deh
persembahan buat kalian di skripsiku. Hehe.
Oh ya, kalian pasti sudah membaca
penggalan sinopsis berikut kan?
Dari luar, Pagford terlihat seperti
kota kecil yang damai khas Inggris, dengan alun-alun, jalanan berbatu, dan
biara kuno. Tetapi, di balik wajah nan indah itu, tersembunyi perang yang
berkecamuk.
Si kaya melawan si miskin, remaja
melawan orang tua, istri melawan suami, guru melawan murid… Pagford tak seindah
yang terlihat dari luar.
Penggalan
sinopsis yang tertulis di atas mengingatkanku kepada kota tetangga di sebelah
kotaku, Jogjakarta. Jogja, sebuah kota yang terlihat damai, eksotis dan
mengagumkan, tapi sebenarnya di dalamnya banyak perang berkecamuk. Perebutan kekuasaan,
kehidupan jalanan yang keras, pelajar dan mahasiswa yang melakukan tindakan
asusila. Fenomena ini tertutupi dengan image Jogja sebagai kota berbudi luhur.
The
Casual Vacancy sebenarnya mengangkat konflik yang simple dan sesuai realitas. Social Disorder yang diangkat J.K.
Rowling memang sesuatu yang banyak terjadi di sekeliling kehidupan kita. Kematian
Barry Fairbrother yang tiba-tiba itu membawa efek domino bagi kehidupan di
Pagford yang kelihatannya ayem tentrem. Semua orang ingin berebut kursi dewan
hingga tak memedulikan anak-anaknya, muridnya, suami atau istri-nya, akal
sehatnya. Konflik internal berubah menjadi konflik eksternal yang hebat, di
mana ideologi dan keserakahan dipertaruhkan di sini.
Kekuatan deskripsi tokoh dan suasana
juga benar-benar terasa di novel ini. Beneran deh, sewaktu menggambarkan
kondisi rumah Terri Weedon yang kotor dan tak terurus itu, aku langsung mutah
karena nggak tahan. Juga sewaktu Simon melakukan kekerasan terhadap
keluarganya, aku jadi ikutan sakit. Apalagi Krystal Weedon yang berbuat asusila
dengan Fats Wall sukses membuatku jijik, seperti melihat langsung. Sukhvinder Jawanda
yang suka menyilet tangannya itu membuatku trauma dengan silet, dan masih
banyak lagi. J.K. Rowling telah menyihirku sedemikian rupa.
Tak dipungkiri, baying-bayang Harry
Potter masih melekat di sebagian orang, sehingga banyak yang membeli novel ini
karena masih terpengaruh dengan ekspetasi Harry Potter. Walaupun sebagian orang
menganggap novel ini berkonflik simple dan Rowling belum bisa dikatakan penulis
hebat karena baying-bayang Harry Potter-nya itu, tapi setidaknya dalam The
Casual Vacancy, J.K. Rowling telah membuktikan bahwa dia benar-benar penulis, dia benar-benar bisa keluar dari image
Harry Potter.
So, dari lima bintang, kira-kira
berapa yang layak untuk diberikan untuk karya terbaru J.K. Rowling ini?
Kalian sendiri yang harus menentukan
TCV Lovers.
***
Jumat, 21 Desember 2012.
11.11 a.m. Di tengah kabar gonjang-ganjing kiamat
Impian Nopitasari, yang
lagi galau karena judul skripsinya belum di-acc.
0 komentar: